Prakiraan BMKG Kalimatan Tengah saat ini sejumlah daerah seperti Kabupaten Barito Selatan, Murung Raya, Kapuas, mengalami hujan ringan. POTENSI hujan yang muncul di wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) membuat kabut asap bakal menyibak sementara. Anak-anak sekolah di Palangkaraya kembali mengikuti kegiatan belajar mengajar, kemarin, setelah dua hari diliburkan akibat kabut asap pekat.
Hujan deras selama 30 menit mengguyur Palangkaraya, Rabu (15/10) dini hari dan Rabu malam. Hujan pertama sepanjang sebulan terakhir itu cukup untuk membuat berkurangnya kepekatan kabut asap. Khayum Rizki, siswa SMPN 2 Palangkaraya yang ditemui seusai bubaran sekolah, kemarin, mengaku senang dengan kembali sekolah.
Apalagi saat ini mereka sedang melaksanakan UTS (ujian tengah semester). “Beruntung ada hujan dua kali sehingga bisa mengurangi kabut asap dan UTS kami bisa lancar dan tidak tertunda lagi,“ ujar Khayum Rizki. UTS hari pertama digelar Senin (13/10) lalu, tetapi kemudian dua hari siswa diliburkan setelah Palangkaraya diselimuti kabut asap pekat.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalteng saat ini sejumlah daerah seperti Kabupaten Barito Selatan, Murung Raya, Kapuas, mengalami hujan ringan. Intensitas hujan di Palangkaraya tercatat mencapai 6,7 mm. Di beberapa daerah di Kalteng sudah terjadi hujan kendati belum stabil.
Kabut asap masih terus menyelimuti sejumlah kota, terutama di Samarinda dan Kabupaten Berau. Kepungan asap membuat kedua kota itu hanya memiliki jarak pandang 800 meter. Akibatnya, sejumlah penerbangan ke daerah perbatasan yang berangkat melalui Bandara Temindung Samarinda untuk tujuan Berau, Tarakan, dan Malinau dibatalkan.
“Hampir tiap hari tidak ada penerbangan, nanti kalau sudah pukul 11.00 wita dibuka bandara. Asap sangat tebal jarak pandang hanya 800 meter. Rata-rata ada dua penerbangan tiap pagi hari,“ kata Kepala Bandara Temindung Agus Pramuka, kemarin.
Dari Kalimantan Selatan, seorang warga Desa Banyu Hirang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, tewas terbakar.
Koordinator Posko Terpadu Penanganan Bencana Asap, Kebakaran Hutan dan Lahan, Kecamatan Gambut, M Hazmi, kemarin, membenarkan tewasnya Sumiyati, 40, yang ditemukan petugas saat melakukan pemadaman api yang membakar lahan pertanian.Dugaan sementara, korban terlebih dahulu mengalami pingsan akibat kabut asap.
Minta maaf Di Palembang, kabut asap belum juga menghilang hingga kemarin. Kapal cepat rute Palembang - Bangka tidak beroperasi secara normal karena asap kian pekat selimuti jalur pelayaran di Sungai Musi.
Gubernur Sumsel Selatan Alex Noerdin, kemarin, menyampaikan permintaan maaf atas adanya kabut asap di daerahnya karena dampak dari terjadinya kebakaran lahan dan hutan. “Kita sudah maksimal dalam memadamkan titik api, tetapi kabut asap semakin pekat,“ katanya. (DY/SY/AN/N-2) Media Indonesia, 17/10/2014, halaman 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar