Pascaproses evakuasi yang telah berlangsung sejak Sabtu (13/12) hingga kemarin, kelanjutannya ialah mengurus pengungsi. DENGAN berakhirnya masa pencarian korban bencana tanah longsor, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menyiapkan hunian sementara untuk pengungsi.
Pencarian jenazah korban bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, secara resmi dihentikan kemarin siang. Jumlah korban yang ditemukan sebanyak 95 jenazah. Jika perkiraan jumlah korban sebanyak 108 orang, berarti masih ada 13 orang yang tertimbun.
Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo menyatakan terima kasih kepada seluruh relawan yang melakukan pencarian korban longsor Dusun Jemblung. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh relawan.Pemkab akan memproses hunian sementara (huntara) bagi korban hingga rencana relokasi,“ kata Bupati, kemarin.
Sementara itu, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengatakan pascaproses evakuasi yang telah berlangsung sejak Sabtu (13/12) hingga kemarin, kelanjutannya mengurus pengungsi yang menjadi korban longsor. Terdapat 57 keluarga yang bakal direlokasi.
“Selama satu tahun ini, warga korban longsor akan ditempatkan pada hunian sementara di Desa Ambal dan Karanggondang.Namun, huntara bagi mereka ialah rumahrumah penduduk yang disewa,“ kata Hadi.
Mengenai tempat relokasi, masih membutuhkan koordinasi dengan pihak terkait.Warga mengusulkan supaya lahan relokasi tidak terlalu jauh dari dusun yang kini telah tertimbun longsor. “Tentu itu juga menjadi masukan. Namun, pemkab akan mengkaji apakah tempatnya aman atau tidak. Juga akan disesuaikan dengan anggaran,“ tambah Hadi.
Dihubungi terpisah, Koordinator Posko Darurat Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Banjarnegara di Dusun Jemblung, Andri Sulistyo, menyatakan pihaknya mengawal proses pemindahan penduduk dari lokasi pengungsian ke rumah-rumah yang menjadi huntara. “Mereka akan diberi uang untuk menyewa rumah selama satu tahun.Lokasi relokasi masih belum diputuskan.Namun yang pasti, warga siap direlokasi,“ tandasnya.
Trauma longsor Di bagian lain, bencana longsor telah menjadi trauma bagi warga di Desa Cibadak dan Desa Ciwalat, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Mereka khawatir bencana longsor 12 tahun lalu kembali terulang setelah puluhan rumah kembali terancam longsor.
Longsor skala kecil membuat 1 rumah rusak ringan di wilayah itu, sedangkan 37 rumah lain terancam.
“Seluruh penghuni sudah mengungsi ke rumah kerabat atau tetangga mereka di tempat lebih aman. Mereka masih trauma longsor yang terjadi 12 tahun lalu,“ kata Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Pabuaran Mulyana, kemarin.
Di Purwakarta, 78 kepala keluarga Kampung Cilawang RT 23/08, Desa Cianting, Kecamatan Sukatani, kembali dilanda kecemasan.Janji relokasi ke tempat aman yang diumbar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, beberapa waktu lalu belum terealisasi. Satu tahun sudah mereka tinggal di pengungsian.
Di Bandung, Bali, tebing setinggi 30 meter yang sedang diturap, longsor setelah diguyur hujan, kemarin. Mandor proyek membangun turap tebing itu, Gede Sudira, 40, tewas tertimbun.
Longsor juga mengancam 70 keluarga di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah. Hujan membuat Bukit Putih rawan longsor. Karena itu, warga diimbau mengungsi ke tempat aman saat hujan lebat.(Tim/N-2) Media Indonesia, 22/12/2014 halaman 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar