KUNJUNGAN ke sentra pertanian di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, selalu membuahkan motivasi baru bagi Sultan Khairul Saleh. Karena itu, meski memiliki potensi tambang batu bara cukup besar, Bupati Banjar itu tetap mengandalkan pertanian sebagai penggerak roda perekonomian daerahnya.
“Kabupaten Banjar merupakan sentra pertanian yang sudah memasok produknya untuk daerah lain di Kalimantan Selatan. Karena itu, perlu didukung infrastruktur pertanian yang memadai,” ungkapnya, saat mengunjungi Desa Handil, Kecamatan Gambut, kemarin.
Bupati Banjar dua periode ini mengungkapkan pemerintah kabupaten telah meningkatkan jaringan jalan perdesaan guna memudahkan mobilitas pemasaran hasil pertanian. Saat ini realisasinya sudah mencapai 341% dari standar pelayanan minimal, plus jangkauan akses hingga 96%.
Kerja keras dan pengerahan dana yang maksimal telah membuat jalan yang melintasi 277 desa di 20 kecamatan, dalam kondisi baik. Total panjang jalan berstatus kabupaten mencapai 781,39 kilometer dan 1.116 kilometer berstatus jalan desa.
“Pembangunan di Kabupaten Banjar dilaksanakan untuk memperbaiki indikator makro guna menyejahterakan masyarakat, secara terukur, sehingga bisa dievaluasi,” tambah Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Kalimantan Selatan ini.
Dengan berbagai program, khususnya di bidang pertanian, Badan Pusat Statistik mencatat angka kemiskinan di Kabupaten Banjar hanya 2,92% dari total penduduknya.
Angka itu merupakan yang terkecil di Kalimantan Selatan, dan jauh lebih baik dari angka nasional yang mencapai 11,28%.
“Pengentasan dan kemiskinan tidak bisa dipisahkan dari pembangunan masyarakat desa. Kami melakukannya, salah satunya melalui pendekatan pembangunan infrastruktur yang terkait dengan peningkatan aksesibilitas masyarakat pedesaan dan infrastruktur pertanian,” jelas Bupati.
Keberpihakan terhadap sektor pertanian ditunjukkan Pemkab Banjar dengan mengalokasikan 70% dana pembangunan infrastruktur ke perdesaan. Tak ayal, 80% jalan desa di sana sudah dalam kondisi mantap.
Kabupaten ini juga mencatat pertumbuhan ekonomi hingga 6,33% pada 2013 lalu, di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Begitu pun tingkat pengangguran terbuka yang 2,6%, jauh lebih baik daripada angka nasional yang mencapai 6,17%. (DY/N-3) Media Indonesia, 19/09/2014, halaman 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar